Bencana Mengintai Luwu Raya Wali Kota Palopo Larang Pembukaan Lahan di Gunung

Penulis
Humas DPRD 03 Dec 2025  •  58 views
Bencana Mengintai Luwu Raya Wali Kota Palopo Larang Pembukaan Lahan di Gunung

PALOPO -- Potensi bencana alam lebih besar terjadi, masih mengintai Luwu Raya. Daya dukung alam terhadap tingginya curah hujan, terus berkurang, imbas pengrusakan dimana-mana dari perbuatan kita sendiri.

Belajar dari bencana alam skala besar yang pernah terjadi di Luwu Raya, kita perlu mengambil hikmah dan menjaga kelestarian alam.

Di Kabupaten Luwu mislanya, Tahun 2024, lalu, Kota Belopa, Suli, Bajo Barat, Bajo, Bua, Lamasi, Walenrang, dilanda banjir bandang.

Tutupan hutan di bagian atas pegunungan Latimojong, atap dari Kabupaten Luwu menunjukkan bahwa semakin masifnya perubahan hutan menjadi kawasan non-hutan (pertanian, pertambangan)

Di Sulsel, menurut buku “Membaca Hutan Sulawesi Selatan: Kondisi, Ancaman, Legalitas dalam Pengelolaan Hutan” yang diterbitkan Perkumpulan Jurnalis Lingkungan Sulawesi Selatan (JURnal Celebes), luasan perubahan hutan alih fungsi menjadi non-hutan mencapai 69.323 Ha. Sementara hutan yang tidak mengalami perubahan tersisa 1.297.643,22 Ha.

Direktur JURnal Celebes, Mustam Arief, sekaligus editor buku ini menjelaskan bahwa perluasan lahan pertanian juga berkontribusi pada pengurangan hutan, total perubahan hutan menjadi pertanian seluas 25.071,67 Ha.

“Alihfungsi hutan menjadi lahan pertanian tentu akan mengganggu fungsi lingkungan atau jasa ekosistem,” katanya.

Akan tetapi alihfungsi hutan untuk sektor pertanian ini mengindikasikan bahwa ada tuntutan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan yang mendorong pilihan tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan upaya serius dari pemerintah untuk menjaga hutan tetap lestari namun tetap menjamin kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan.

Bagikan Berita Ini:
Jadwal Pelayanan
Senin - Kamis 08:00 - 15:00
Jumat 08:00 - 15:00
Sabtu TUTUP
Minggu TUTUP
📂 Kategori

    Memuat kategori...

🔥 Berita Populer

Memuat berita...

Tags

Memuat berita...